Tugas Kelompok
DINAMIKA
KEBUDAYAAN
Di ajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah
SOSISOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
Dosen
Pengampu : INDRA SABARIANTO, S.Pd.I., MA
Di susun oleh :
KELOMPOK
III
FERIZ AIZAR
KUSUMANINGSIH
SITI AISYAH
TITI SUMANTI
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah atas curahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat dan
salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
keluarga. Amin
Adapun makalah Sosiologi dan Antropologi pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sosiologi dan Antropologi pendidikan. Makalah kami ini berisi tentang pengawasan dalam
pendidikan yang akan dibahas pada
tiap-tiap halamannya.
Kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
selaku pembimbing Sosiologi dan Antropologi pendidikan
serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Semoga amal kebaikan diterima Allah SWT dan
mendapatkan imbalan dari Nya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran
untuk perbaikan dimasa mendatang.
Tembilahan,
20 April
2013
Penulis
KELOMPOK
III
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar..................................... i
Daftar
Isi........................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................. 1
A. Latar
Belakang........................... 1
B. Rumusan
Masalah.......................... 1
C. Tujuan................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................. 2
A. Pengertian Dinamika Kebudayaan........... 2
B. Konsep Dinamika Kebudayaan............... 4
C. Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kebudayaan
......................................... 6
BAB
III PENUTUP................................... 12
A. Kesimpulan.............................. 12
B. Saran................................... 12
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Semua
kebudayaan pada suatu waktu pasti berubah karena bermacam-macam sebab, salah
satu sebabnya adalah perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan
kebudayaan yang bersifat adaptif. Kemampuan
berubah merupakan sifat penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa perubahan,
kebudayaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa
berubah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari dinamika kebudayaan?
2.
bagaimana konsep dinamika kebudayaan?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi dinamika kebudayaan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari dinamika kebudayaan.
2.
Untuk mengetahui konsep dinamika kebudayaan.
3.
Untuk faktor terjadinya dinamika
kebudayaan .
BAB
II
PEMBAHASAN
DINAMIKA KEBUDAYAAN
A. Pengertian Dinamika Kebudayaan
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan, mengikuti pengaruh dan keadaan di sekitarnya. Sedangkan dinamika dalam
kebudayaan adalah segala hal yang mampu mempengaruhi keadaan budaya itu sendiri
untuk bergerak, berubah dan selalu berkembang yang bermaksud untuk menyesuaikan
diri dengan waktu dan lingkungan masyarakat di mana budaya tersebut berada agar
selalu bisa berfungsi dan digunakan sebagaimana mestinya di tengah-tengah
masyarakat.[1]

Dinamika
kebudayaan identik dengan perubahan unsur- unsur kebudayaan universal, yang
apabila ditinjau dalam kenyataan kehidupan suatu masyarakat, tidak semua unsur
mengalami perkembangan yang sama. Ada
unsur kebudayaan yang mengalami perubahan secara cepat, ada pula yang lambat,
bahkan sulit berubah. Untuk memudahkan pengertian mengenai tingkat kesulitan
perubahan unsur-unsur kebudayaan, Koentjaraningrat (2003 : 81) menguraikan 7
(tujuh) unsur kebudayaan universal yang diasumsikan memiliki tingkat perubahan
dari yang paling mudah sampai yang paling sulit yaitu:
1)
Sistem
peralatan hidup dan teknologi
2)
Sistem
mata pencaharian hidup
3)
Organisasi social
4)
Kesenian
5)
Sistem
pengetahuan
6)
Bahasa
7)
Sistem
religi[3]
B. Konsep-Konsep Dinamika Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat semua konsep yang kita
perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan
disebut sebagai dinamika social. Beberapa konsep tersebut antara lain sebagai
berikut.
1. .Proses belajar kebudayaan sendiri, yang terdiri dari
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi;
2. Evolusi kebudayaan dan difusi;
3. Proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan
asing, yang meliputi akulturasi dan asimilasi;
4. Proses pembauran atau inovasi atau penemuan
baru.
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
a. Proses Internalisasi
Menurut Koentjaraningrat (1996:
142-143) proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
individu, yaitu mulai dari ia dilahirkan sampai akhir hayatnya.
b. Proses Sosialisasi
Talcott Parson (dalam
Koentjaraningrat, 1996: 143-145) menggambarkan proses mengenai kebudayaan
sebagai bagian dari proses sosialisasi individu.[4]
Semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam
msyarakatnya yang dijumpai sesorang dalam kehidupannya sehari-hari semenjak ia
dilahirkan, dicerna olehnya sehingga individu tersebut pun akan menjadikan
pola-pola tindakan tersebut sebagai bagian dari kepribadiannya.
c. Proses Enkulturasi
Menurut Koentjaraningrat proses
enkulturasi adalah proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap
terhadap adapt, sistem norma, dan semua peraturan yang terdapat dalam
kebudayaan seseorang. Proses ini telah dimulai sejak awal kehidupan, yaitu
dalam lingkungan keluarga, dan kemudian dalam lingkungan yang semakin lama
semakin meluas.
C. faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Kebudayaan
1. Evolusi Kebudayaan
dan Difusi
a. Evolusi Kebudayaan
Evolusi kebudayaan menurut
Koentjaraningrat adalah proses
perkembangan kebudayaan umat manusia mulai dari bentuk-bentuk kebudayaan yang
sederhana sampai yang semakin lama semakin kompleks, yang dilanjutkan dengan
proses difusi, yaitu penebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan
perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi ini.
b. Difusi kebudayaan
Difusi
menurut Haviland difusi
adalah penyebaran adapt atau kebiasaan dari kebudayaan yang satu ke kebudayaan
yang lain.
2. Proses Pengenalan
Unsur-Unsur Kebudayaan Asing
a. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat adalah
istilah mengenai proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan kepada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
tersebut. Unsur kebudayaan tidak pernah didifusikan secara terpisah, melainkan
senantiasa dalam suatu gabungan atau kompleks yang terpadu.
G.M. Foster yang dikutip oleh Koentjaraningrat meringkas proses
akulturasi yang biasanya terjadi bila suatu kebudayaan terkena kebudayaan asing
bahwa :
1)
Hampir
semua proses akulturasi mulai dari golongan atasan yang biasanya tinggal di
kota, lalu menyebar ke golongan-golongan yang lebih rendah di daerah pedesaan.
2)
Perubahan
dalam sektor ekonomi hampi seluruh menyebabkan perubahan yang penting dalam
asas-asas kehidupam kekerabatan.
3)
Penanaman
tanaman untuk ekspor dan perkembangan ekonomi uang merusak pola gotong royong
tradisional, dan karena itu berkembanglah sistem pengerahan tenaga kerja yang
baru.
4)
Perkembangan
sistem ekonomi utang juga menyebabkan perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan makan
dengan segala akibat dengan aspek gizi, ekonomi, maupun sosialnya.
5)
Proses
akulturasi yang berkembang cepat menyebabkan berbagai pergeseran sosial yang
tidak seragam dalam semua semua unsur dan sektor masyarakat, sehingga terjadi
keretakan masyarakat.
6)
Gerakan-gerakan
nasionalisme juga dapat dianggap sebagai salah satu tahap dalam proses
akulturasi.[5]
b. Asimilasi
Asimilasi menurut Koentjaraningrat
adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara insentif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing
berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Biasanya suatu asimilasi terjadi
antara suatu golongan mayoritas dengan golongan minoritas. Dalam proses ini,
biasanya golongan minoritas yang berubah dan menyesuaikan diri dengan golongan
mayoritas, sehingga sifat-sifat khas dari kebudayaan lambat laun berubah dan
menyatu dengan kebudayaan golongan mayoritas.
3. Proses Inovasi atau Penemuan Baru
Inovasi adalah suatu proses pembauran
dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal serta penataan kembali
dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu
sistem produksi baru dari produk-produk baru. Dengan demikian, inovasi adalah
pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan.
Selanjutnya dikatakan Koentjaraningrat, bahwa suatu proses
inovasi tentu berkaitan dengan penemuan baru dalam teknologi yang biasanya
merupakan suatu proses sosial yang bertahap dari discovery (penemuan
dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik suatu alat atau gagasan baru dari
seorang atau sejumlah individu) menuju invention. Discovery baru
dapat menjadi invention apabila suatu penemuan baru telah diakui,
diterima, dan diterapkan oleh suatu masyarakat.
4. Modernisasi
& Benturan Budaya Lokal
Perubahan untuk menjadi modern telah
dilegitimasi oleh pemerintah dan budaya yang mengikuti telah diterima oleh
masyarakat. Barat menjadi tolak ukur negara dunia ketiga. Budaya barat yang
mengiringi modernisasi tidak terbendung lagi persebarannya. Globalisasi berperan
penting dalam penyebaranya. Perkembangan teknologi membawa perubahan dunia
tanpa batas. Penemuan telepon, media televisi dan internet membawa perubahan
yang luar biasa, membuat orang “bertemu” tanpa susah payah bertatap muka.
Globalisasi menghubungkan manusia di seluruh dunia, bukan hanya pada lingkup
ekonomi, tetapi juga dalam segala hal. Komunikasi dan transportasi telah
menghubungkan manusia di mana pun ia berada. Globalisasi membawa perubahan
dunia tanpa sekat. penyingkiran batas-batas terotirial antar suatu bangsa
dengan bangsa yang lain, antara tanah air satu dengan tanah air yang lain,
antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain disebabkan perkembangan
pesat teknologi komunikasi, transformasi, dan informasi. Dunia tanpa sekat
menyebabkan budaya barat menjadi dominan karena semua teknologi bersumber
dari barat. Dominasi budaya barat terhadap budaya negara yang sedang berkembang
tidak terhindarkan. Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran
budaya barat tersebut.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Koentjaraningrat (1996: 142)
semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeseran
masyarakat dan kebudayaan disebut sebagai dinamika social. Beberapa konsep
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Proses belajar kebudayaan sendiri,
yang terdiri dari internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi;
2. Evolusi kebudayaan dan difusi;
3. Proses pengenalan unsur-unsur
kebudayaan asing, yang meliputi akulturasi dan asimilasi;
4. Proses pembauran atau inovasi atau
penemuan baru.
B. Saran
Pada proses pengenalan unsur-unsur
kebudayaan asing, yang meliputi akulturasi dan asimilasi. Sebaiknya kita harus
selektif dalam menerima setiap kebudayaan asing, sehingga kita dapat mengambil
kebudayaan asing yang bernilai positif bagi perkembangan bangsa dan negara dan
menolak setiap kebudayaan asing yang benilai negatif (seperti pergaulan bebas,
hedonisme, dll) yang dapat merusak moral bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1996. Kebudayaan
Mentalis dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1990.Pengantar Ilmu
Sosiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar