Kamis, 16 Mei 2013





 KAMI BUKAN MAU GEDUNG BERTINGKAT
YANG KAMI MAU JALAN MENGKILAT
KAMI BUKAN MAU BANDARA YANG MEGAH
YANG KAMI MAU JALAN YANG MUDAH DI TEMPUH
ITU JALAN KAMI BUKAN KEBUN ATAU SAWAH ATAU KOLAM BEERDERET...... 

Kamis, 02 Mei 2013



Tugas Kelompok 

SIMBOL UKIRAN RUMAH MELAYU

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
ISLAM DAN TAMADUN MELAYU

Dosen Pengampu  : H.MULYADI, S.Ag., M.Si




 





                                   
Di susun oleh :
KELOMPOK VI
FERIZ AIZAR
SITI AISYAH
ZAKIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah atas curahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga. Amin
     Adapun makalah SIMBOL UKIRAN DALAM RUMAH MELAYU ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ISLAM DAN TAMADUN MELAYU. Makalah kami ini berisi tentang pengawasan dalam pendidikan  yang akan dibahas pada tiap-tiap halamannya.
     Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu selaku pembimbing ISLAM DAN TAMADUN MELAYU serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
     Semoga amal kebaikan diterima Allah SWT dan mendapatkan imbalan dari Nya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dimasa mendatang.


Tembilahan, 26 April 2013
Penulis


KELOMPOK VI






DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................... i
Daftar Isi........................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................. 1
A. Latar Belakang........................... 1
B. Rumusan Masalah.......................... 1
C. Tujuan................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................. 2
A. Ukiran Rumah Melayu...................... 2
B. Bentuk dasar ukiran Rumah Melayu......... 4
C. Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kebudayaan
......................................... 6
BAB III PENUTUP................................... 12
A. Kesimpulan.............................. 12
B. Saran................................... 12
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri-sendiri begitupun halnya dengan suku Melayu. Dalam kebudayaan Melayu juga mengenal yang nemanya ukiran, apalagi ukiran yang terdapat dalam rumah-rumah adatnya. Bangsa Melayu dikenal sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan yang halus. Hal itu terbukti dari setiap ukiran yang ada di dalam rumah tersebut mengandung makna tersendiri bagi orang Melayu.
B.  Rumusan Masalah
1. Apa ukiran dalam rumah suku Melayu?
2. Bagaimana bentuk dasar ukiran rumah suku Melayu?
3. Bagaimana makna ukiran dalam rumah Melayu?
C.  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ukiran dari dari rumah melayu.
2. Untuk mengetahui bentuk dasar ukiran rumah suku Melayu.
3. Untuk  mengetahui  bagaimana makna ukiran  rumah suku Melayu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ukiran Rumah Melayu
Seni ukir Melayu merupakan ungkapan dinamika kehiduupan masyarakatnya. Berbagai motif ditampilkan dalam bentuk garis-garis lengkung. Ukiran Melayu Riau tampil sebagai kombinasi lingkaran-lingkaran elastis, tidak terputus, dengan garis lengkung yang dinamis dan indah. Inspirasi flora disimbolkan dalam gammbar akar-akar yang menjalar dan bunga-bunga yang sedang mekar.
Ciri khas ukiran Melayu Riau tampak pada penempatan motif dalam komposisi bidang yang memanjang, yang segera terlihat pada ukiran-ukiran timbul maupun benam.
Garis-garis lemas yang serasi ditampilkan garis-garis patah, sebagaimana yang membedakannya dengan ukiran Jawa dan Bali. Garis-garis lemas ini digambarkan sebagai sayap-sayap gemulai, oleh sebab itu ukiran Melayu Riau  lebih menampilkan gambar burung, serangga atau kupu-kupu.
Pengaruh India dan Cina baru terlihat bila tampilan motif memakai gambar-gambar ular atau ular naga. Dan pengaruh Arab tergambar dari hewan-hewan air khususnya ikan dengan sisik yang melengkung memberi kesan tulisan Arab. Pengaruh Barat juga terlihat dalam tarikan garis-garis lengkung daun-daunan. Motif floa yang dominan dalam karya seni ukir Riau menunjukkan cerminan jiwa masyarakat Melayu daerah ini.
Simbol flora dalam variasi-variasi gemulai konon mencerminkan kelembutan dan ungkapan perasaan indah lainnya. Terungkap pula rasa kebebasan, kelembutan dan jauh dari sikap kasar. Akhirnya akan sampai pada kekaguman-kekaguman kepada Tuhan, Sang Pencipta.[1]

B. Bentuk Dasar Ukiran
Seni ukir Riau yang disebut juga “ukiran Melayu” memiliki jenis dan bentuk dasar. Semuanya dianggap sebagai induk ukiran Melayu yang penuh variasi. Motif flora ada 10 jenis dengan nama-nama ukiran seperti: Bunga-bungaan, Awan Larat, Akar Paku, Pucuk Rebung, Kuntum Takjadi, Selembayung, Umban, Gombak, Berlenggek, Tekuk Bersusun dan Tanggam Bersanggit.
Kelompok motif fauna ada enam macam dan diberi nama: Itik Sekawan, Siku Keluang, Naga-nagaan, Sayap Layang-layang, Lebah Bargantung dan Burung-burungan. Dari kedua motif di atas, ada lagi empat jenis ukiran bernama: bintang-bintang, Wajik, Kisi-kisi Liriks dan langit-langit.

C. Makna  Ukiran
1.  Itik Sekawan (Itik Pulang Petang)
Description: E:\gambar\ITIK SEKAWAN.jpeg
Corak Motif ini menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan.
2. Pucuk Rebung
Description: E:\gambar\PUCUK REBUNG.jpeg
Corak Pucuk Rebung adalah sejenis cora dan motif hias sebagai lambang kehidupan.
Pucuk Rebung muncul dalam gulungan wayang kulit dikenal sebagai pohon hayatyang melambangkan sema
ngat kehidupan alam dan manusia.
3.  Akar paku
Description: E:\gambar\AKAR PAKU.jpeg
Corak Motif ini merupakan gambaran pohon/tetumbuhan pakis/paku yang berkeluk-keluk, tak hanya diperuntukkan bagi kerajinan tekat maupun tenunan dan sejenisnya. Motif Kaluk Pakis/Paku lazim pula dipakai untuk ukiran bangunan dan ukiran benda-benda lainnya. Semua corak motif melayu disepadukan dengan cermat sehingga kelihatan serasi dan saling mengisi.
4.  Lebah Bergayut
Description: motif-ukir-tekat-songket-lebah-bergayut-hitam
Corak Motif Lebah ini ditempatkan pada bagian atas bidang ukir/tekat/tenun/songket. Motif Lebah Bergayut mencerminkan tentang rumah lebah madu yang biasanya menggantung di dahan pohon. Hal ini mengingat bumi Melayu Riau dahulunya sangat kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan tempat menggantungkan rumah lebah.[2]
5. Selembayung
Description: salembayung
Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula hiasan tambahan seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung (tombak-tombak) Selembayung memiliki beberapa makna, antara lain :
a.  Tajuk Rumah : selembayung membangitkan seri dan cahaya rumah.
b. Pekasih Rumah : lambang keserasian dalam kehidupan rumah tangga.
c. Pasak Atap : lambang sikap hidup yang tahu diri.
d. Tangga Dewa : lambang tempat turun para dewa yang membawa keselamatan manusia
e. Rumah Beradat : tanda bahwa bangunan itu adalah tempat kediaman orang berbangsa balai atau kediaman orang patut-patut.
f. Tuah Rumah : lambang bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada pemiliknya.
g. Lambang Keperkasaan dan Wibawa : selembayung yang dilengkapi dengan tombak-tombak melambangkan keturunan dalam rumah tangga,sekaligus sebagai lambang keperkasaan dan wibawa pemliknya.
h. Lambang Kasih Sayang : motif ukiran selembayung (daun-daun dan bunga) melambangkan perwujudan, tahu adat dan tahu diri, berlanjutnya keturunan serta serasi dalam keluarga.
6.  Sayap Layang-layang
Description: D:\AAAAA\ukiran\sss.jpeg
Hiasan ini terdapat pada keempat sudut cucuran atap. Bentuknya hampir sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselmbayung haruslah memakai sayap layangan sebagai padanannya. Letak sayap layang-layang pada empat sudut cucuran atap merupakan lambang sari empat pintu hakiki, yaitu pintu rizki, pintu hati, pintu budi, dan pintu Illahi. Sayap layang-layang juga merupakan lambang kebebasan, yaitu kebebasan yang tahu batas dan tahu diri.[3]
7. Bunga-bungaan
Description: E:\gambar\bgunga.jpeg
8. Gombak
Description: E:\gambar\GOMBAK.jpeg
9. Liriks
Description: E:\gambar\LIRIKS.jpeg
10.    Awan larat[4]
Description: E:\gambar\TANGGAN BERSANGGIT.jpeg



















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu. Yang mana setiap corak memiliki yang makna tersendiri.

B. Saran
Sebagai penerus dari kebudayaan nenek moyang kita hendaknya kita dapat menjaga atau bahkan melestarikan budaya yang telah kita miliki agar tidak punah ditelan oleh masa.









DAFTAR PUSTAKA

Warisan Riau. 2001




[1] Warisan Riau, 2001, hlm. 122-125.
[2] http://melayutolen616.blogspot.com/2012/11/rumah-adat-melayu-riau-selaso-jatuh.html